Demi menunjukkan jati diri sebagai muslim, komuniti Muslim di Korea Selatan sedang Berjuang untuk mengatasi cabaran yang ditimbulkan oleh pihak media.
"Ada sinar Islam yang sebenarnya, tetapi tidak terlihat di media," kata Shariq Saeed,penduduk yang telah sembilan tahun menetap di Seoul dari Pakistan, mengatakan pada Korea Times Umat, 13 April.
"Islam yang sebenar adalah apa yang kita lihat di sekitar kita di sini, saudara-saudara (muslim) hidup aman damai."
Setiap hari Jumaat, Saeed adalah salah satu jamaah yang menjawab panggilan untuk melakukan solat Jumaat di Masjid Seoul Pusat atau Seoul Central Masjid.
Seoul Central Masjid merupakan masjid yang terbesar di Korea dan dibina pada tahun 1974 dengan bantuan dari Arab Saudi.
Populasi Muslim Seoul menggambarkan Kepelbagaian Islam. Komuniti yang terbentuk di sekitar Seoul Central Masjid terdiri daripada jamaah dari Timur Tengah, Asia Selatan dan Tenggara, dan Afrika.
Meskipun hidup aman damai selama bertahun-tahun di Korea, komuniti Muslim menyatakan bentuk Misi dalam Penggambaran media terhadap agama mereka, yang mempengaruhi saya.
"Media Menunjukkan Muslim sebagai orang miskin yang saling bergaduh antara satu sama lain, tapi itu bukan Kebenarannya," kata Mohd Fakrul,seorang mahasiswa dari Malaysia.
"Kadang-kadang ketika saya beritahu orang lain bahawa saya Seorang Muslim mereka agak ragu-ragu."
Di masjid tersebut, Fakrul mengatakan bahwa komuniti Muslim di Seoul akan menunjukkan Idealogi islam sebenar.
"Kami Lihat Ini adalah satu Perdamaian," katanya.
Cabaran
"Di Malaysia kami memiliki banyak masjid, tapi di Seoul hanya ada satu masjid," kata Mohd Fakrul, pelajar dari Malaysia.
"Jika kita sembahyang waktu tengah hari, sukar untuk menemui tempat yang betul."
Jeon Seung-Joon, Seorang Muslim Korea yang memeluk Islam ketika berada di Ireland, mengatakan bahwa mencari makanan halal merupakan salah satu cabaran besar bagi Umat Islam di Korea.
"Makanan sangat sukar, karena saya suka Daging tapi hanya makan produk halal."
"Di sini saya merasa lebih berkewajiban untuk memenuhi yang Wajib ke atas saya sebagai seorang Muslim dan jika saya bertemu orang yang saya dapat berkongsi maklumat tentang Islam bersama dengan mereka," kata Ammar, juga dari Malaysia.
Menurut kesatuan Korea Muslim (KMF), yang ditubuhkan pada tahun 1967, sekitar 120,000 hingga 130,000 Muslim yang tinggal di Korea Selatan, baik penduduk Pribumi dan orang asing.
Secara mutlaknya muslim terdiri daripada pekerja yang berhijrah asal Pakistan dan Bangladesh. Bilangan Muslim asal Korea dijangka mencapai sekitar 45,000.
"Ada sinar Islam yang sebenarnya, tetapi tidak terlihat di media," kata Shariq Saeed,penduduk yang telah sembilan tahun menetap di Seoul dari Pakistan, mengatakan pada Korea Times Umat, 13 April.
"Islam yang sebenar adalah apa yang kita lihat di sekitar kita di sini, saudara-saudara (muslim) hidup aman damai."
Setiap hari Jumaat, Saeed adalah salah satu jamaah yang menjawab panggilan untuk melakukan solat Jumaat di Masjid Seoul Pusat atau Seoul Central Masjid.
Seoul Central Masjid merupakan masjid yang terbesar di Korea dan dibina pada tahun 1974 dengan bantuan dari Arab Saudi.
Populasi Muslim Seoul menggambarkan Kepelbagaian Islam. Komuniti yang terbentuk di sekitar Seoul Central Masjid terdiri daripada jamaah dari Timur Tengah, Asia Selatan dan Tenggara, dan Afrika.
Meskipun hidup aman damai selama bertahun-tahun di Korea, komuniti Muslim menyatakan bentuk Misi dalam Penggambaran media terhadap agama mereka, yang mempengaruhi saya.
"Media Menunjukkan Muslim sebagai orang miskin yang saling bergaduh antara satu sama lain, tapi itu bukan Kebenarannya," kata Mohd Fakrul,seorang mahasiswa dari Malaysia.
"Kadang-kadang ketika saya beritahu orang lain bahawa saya Seorang Muslim mereka agak ragu-ragu."
Di masjid tersebut, Fakrul mengatakan bahwa komuniti Muslim di Seoul akan menunjukkan Idealogi islam sebenar.
"Kami Lihat Ini adalah satu Perdamaian," katanya.
Cabaran
"Di Malaysia kami memiliki banyak masjid, tapi di Seoul hanya ada satu masjid," kata Mohd Fakrul, pelajar dari Malaysia.
"Jika kita sembahyang waktu tengah hari, sukar untuk menemui tempat yang betul."
Jeon Seung-Joon, Seorang Muslim Korea yang memeluk Islam ketika berada di Ireland, mengatakan bahwa mencari makanan halal merupakan salah satu cabaran besar bagi Umat Islam di Korea.
"Makanan sangat sukar, karena saya suka Daging tapi hanya makan produk halal."
"Di sini saya merasa lebih berkewajiban untuk memenuhi yang Wajib ke atas saya sebagai seorang Muslim dan jika saya bertemu orang yang saya dapat berkongsi maklumat tentang Islam bersama dengan mereka," kata Ammar, juga dari Malaysia.
Menurut kesatuan Korea Muslim (KMF), yang ditubuhkan pada tahun 1967, sekitar 120,000 hingga 130,000 Muslim yang tinggal di Korea Selatan, baik penduduk Pribumi dan orang asing.
Secara mutlaknya muslim terdiri daripada pekerja yang berhijrah asal Pakistan dan Bangladesh. Bilangan Muslim asal Korea dijangka mencapai sekitar 45,000.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Musuh Kita
dengan judul Umat Islam Dikorea Sedang Menghadapi cabaran. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://cmdia.blogspot.com/2012/04/umat-islam-dikorea-sedang-menghadapi.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
Unknown -
Belum ada komentar untuk "Umat Islam Dikorea Sedang Menghadapi cabaran"
Post a Comment
terima kasih kerana sudi memberi coment, harap datang ke blog ini lagi ya.