TAFSIR مِنْ رُوْحِنَا


TAFSIR FIRMAN ALLAH TA'ALA
﴿ مِنْ رُوْحِنَا ﴾   ﴿ مِنْ رُوْحِـيْ
            Hendaklah diketahui bahwa Allah subhanahu wata'ala adalah pencipta roh dan jasad, berarti Ia bukan roh dan bukan jasad. Maka ketika Allah menisbatkan roh Isa kepada dzat-Nya, yang dimaksud adalah Allah memiliki roh Nabi Isa dan memuliakannya. Ini sama sekali tidak berarti bahwa Nabi Isa adalah bagian dari dzat-Nya (al Juz-iyyah). Hal ini terdapat dalam firman Allah :   (سورة الأنبياء : 91)  ﴿ مِنْ رُوْحِنَا . Dengan makna yang sama Allah berfirman tentang Nabi Adam alayhissalam :  
 (سورة ص : 72)  ﴿ مِنْ رُوْحِـيْ .
            Jadi makna firman Allah :     ﴿ فَنَفَخْنَا فِيْهِ مِنْ رُوْحِنَا (سورة التحريم : 12 adalah : "kami memerintahkan pada Jibril  alayhissalam  untuk meniupkan ke dalam Maryam roh yang merupakan milik kami dan mulia menurut kami". Karena roh itu terbagi menjadi dua : roh yang dimuliakan dan roh yang jahat. Roh para nabi termasuk dalam kategori pertama. Karenanya penyandaran (idlafah) roh nabi Isa dan roh nabi Adam kepada Allah adalah penyandaran yang berarti kepemilikan dan pemuliaan Allah terhadap keduanya. Hukum orang yang meyakini bahwa Allah ta'ala adalah roh adalah dikafirkan karena roh adalah makhluk dan Allah maha suci dari menyerupai makhluk.
Begitu pula firman Allah mengenai ka'bah : (سورة الحجّ : 26)  ﴿ بَيْـتِيَ ini juga penyandaran (idlafah) yang berarti kepemilikan dan pemuliaan Allah terhadap ka'bah, bukan menunjukkan bahwa bayt adalah sifat Allah atau tempat bagi Allah karena persinggungan dan bersentuhan antara Allah dan ka'bah adalah mustahil bagi-Nya.
            Demikian juga firman Allah :                                          (سورة المؤمنون : 116)  ﴿ رَبُّ العَرْشِ hanyalah menunjukkan bahwa Allah pencipta 'arsy, makhluk Allah yang terbesar ukurannya. Penyandaran ini tidak berarti ada kaitan antara Allah dengan 'arsy bahwa Allah duduk di atasnya atau berada di atasnya dengan jarak. Jadi maknanya bukan bahwa Allah duduk di atas 'arsy dengan menempel, juga bukan berarti Allah berada di atasnya dengan berjarak ruang kosong yang luas atau sempit. Ini semua mustahil bagi Allah. 'Arsy disandarkan kepada Allah karena beberapa keistimewaannya. Di antaranya bahwa 'arsy adalah kiblat para malaikat yang mengelilinginya sebagaimana ka'bah menjadi mulia karena orang-orang mukmin berthawaf mengelilinginya. Di antara keistimewaan 'arsy pula bahwa 'arsy tidak pernah dikotori dengan perbuatan maksiat terhadap Allah karena yang berada di sekelilingnya adalah para malaikat yang mulia, yang tidak pernah berbuat maksiat terhadap Allah sekejappun. Jadi orang yang meyakini bahwa Allah menciptakan 'arsy untuk Ia duduki telah menyerupakan Allah dengan para raja yang membuat ranjang-ranjang besar untuk mereka duduki, dan yang meyakini ini berarti dia belum mengenal Allah. Juga dihukumi kafir orang yang meyakini Allah bersentuhan dengan sesuatu karena hal ini mustahil berlaku bagi Allah.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori AQIDAH dengan judul TAFSIR مِنْ رُوْحِنَا. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://cmdia.blogspot.com/2011/12/tafsir.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: Unknown -

Belum ada komentar untuk "TAFSIR مِنْ رُوْحِنَا"

Post a Comment

terima kasih kerana sudi memberi coment, harap datang ke blog ini lagi ya.